Indonesia Diserang Teroris Siber, Ribuan Alamat Internet Terinfeksi

Ilustrasi Hacker atau peretas. Microsoft melaporkan bahwa hacker yang bekerja untuk pemerintah Korea Utara dan Rusia meretas komputer para peneliti vaksin Covid-19 di tujuh perusahaan farmasi di AS, India, Kanada, Prancis dan Korsel. .
Ilustrasi Hacker atau peretas. Microsoft melaporkan bahwa hacker yang bekerja untuk pemerintah Korea Utara dan Rusia meretas komputer para peneliti vaksin Covid-19 di tujuh perusahaan farmasi di AS, India, Kanada, Prancis dan Korsel. .

SURYAKEPRI.COM  – Ancaman teroris siber yang menyerang 99 negara dengan teknik ransomware ternyata ikut menimpa Indonesia. Bahkan, ada ribuan alamat internet protocol (IP) yang terinfeksi.

“Jumlah infeksi di Indonesia diperkirakan ribuan IP yang terdeteksi, dan Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara yang terkena Wannacry parah,” ungkap Alfons Tanujaya, praktisi keamanan internet Vaksincom, kepada detikINET, Sabtu (13/5/2017).

WannaCrypt atau yang juga disebut WannaCry merupakan nama ransomware yang digunakan oleh para peretas ini untuk menyerang negara-negara yang jadi target serangan mereka. Sialnya, ransomware ini juga sudah menyerang sejumlah Rumah Sakit di Indonesia.

“Kelihatannya banyak institusi kesehatan yang pakai Windows dan tidak disiplin untuk menambal (patch) celah keamanan,” demikian Alfons menganalisa kasus ini.

Seharusnya, kata dia, celah yang ada di Windows itu bisa ditambal oleh tim IT di Rumah Sakit tersebut sejak Maret lalu. “Ini karena tidak di-patch jadi si Wannacry bisa menginfeksi,” jelasnya lebih lanjut.

Karena aksi ransomware ini, menurutnya, sistim antrean di Rumah Sakit jadi terhambat. Kondisi seperti ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di banyak negara lainnya.

“Dalam 24 jam terakhir IP Wannacry yang aktif 104.130. Dari total 104.118 domain yang terdeteksi,102.769 sudah mati dan tinggal 1.349 yang aktif di seluruh dunia,” pungkas Alfons.

Seperti dilansir AFP dan BBC, serangan siber global ini terjadi pada Jumat (12/5/2017) waktu setempat. Selain Inggris, negara-negara yang terdampak antara lain Amerika Serikat (AS), China, Rusia, Spanyol, Italia, Taiwan dan sebagainya.

Serangan siber ini menggunakan teknik bernama ransomware, jenis virus malware (malicious software) yang berkembang paling cepat. Data dalam komputer di ribuan lokasi yang terkena ransomware, terkunci oleh program yang meminta pemilik untuk membayar USD 300 dalam bentuk mata uang virtual Bitcoin, jika ‘kunci’ itu ingin dibuka.

“Kami sekarang melihat ada lebih dari 75 ribu pendeteksian (serangan siber) di 99 negara. Ini sangat besar,” sebut Jacob Kroustek dari perusahaan keamanan dunia maya, Avast, dalam blog-nya. Kroustek menyebut ransomware yang disebut WCry atau WannaCry ini melanda seluruh dunia.