Kisah Tol Laut dari Natuna, Wilayah Terdepan Indonesia (1)
Pendapatan Nelayan Kini Kalahkan Gaji Bupati

Pemudik bersiap menaiki KM Sabuk Nusantara 68 menuju Mentawai, di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, Minggu (26/5/2019). Sejumlah BUMN di Sumatera Barat melalui program
Ilustrasi. Pemudik bersiap menaiki KM Sabuk Nusantara 68 menuju Mentawai, di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, Minggu (26/5/2019). Sejumlah BUMN di Sumatera Barat melalui program "BUMN Hadir Untuk Negeri" jelang Idul Fitri 1440 Hijriah, memberangkatkan gratis 1.100 pemudik dari Teluk Bayur ke Kepulauan Mentawai dan sebaliknya, selama empat kali keberangkatan menggunakan KM Sabuk Nusantara. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/ama.

Kisah Tol Laut dari Natuna, Wilayah Terdepan Indonesia – Pendapatan nelayan bisa kalahkan gaji bupati. Benarkah?

BATAM, SURYAKEPRI.COM – Hampir lima tahun Program Tol Laut dijalankan. Bentangan jalur transportasi laut secara khusus, yang ada sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla itu, ternyata banyak memunculkan cerita dan kisah dari anak bangsa di ujung Indonesia.

Di Kepulauan Riau, wilayah Kabupaten Anambas dan Kabupten Natuna merupakan wilayah terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terlintasi Tol Laut tersebut.

Konon, sembako yang semula hanya dimonopoli para toke (pengusaha), kini sudah bisa dipesan oleh warga biasa.

Baca: Mendagri Sebut Ibu Kota RI di Kaltim Bakal Mirip Putrajaya Malaysia

Baca: Rambu Larangan Parkir Diabaikan, Dishub Tanjungpinang Tak Ragu-ragu Gembok Mobil

Baca: Direksi PT Bintan Hotels hingga Konsultan Penggunaan Ruang Laut Diperiksa KPK di Batam

Bahkan nasib nelayan di pulau terluar itu menanjak tajam hingga mengalahkan gaji bupati. Tak percaya?

Berikut kisah penelusuran Suryakepri.com dari cerita warga maupun pejabat Natuna maupun Anambas, Kepri.

Bupati Natuna, Hamid Rizal, tak menggubris jarum jam yang ada di tangannya, meskipun acara diskusi di Batam, Kamis (22/08/2019) pagi itu sudah kembali mulai, setelah barang sejenak para peserta diberi kesempatan beristirahat menyeruput kopi.

Hamid memilih keluar ruangan dan mengepulkan asap di depan pintu lobi hotel Radisson, Batam itu.