JAKARTA, ,SURYAKEPRI.COM – Banyak orang mengeluhkan naiknya iuran BPJS Kesehatan. Sementara badan yang mengelola jaminan kesehatan nasional ini defisit terus. Rupanya banyak yang baru daftar saat jatuh sakit.
Itulah satu di antara empat masalah yang membelit BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan).
Berikut empat masalah utama yang dihadapi BPJS Kesehatan sehingga senantiasa mengalami defisit:
Pertama, struktur iuran masih underpriced atau di bawah angka hitungan yang sesungguhnya diperlukan untuk mengcover biaya kesehatan.
Kedua, banyak peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), yaitu orang yang membayar mandiri atau dari sektor informal, yang baru mendaftar pada saat sakit (kondisi adverse selection) lalu setelah mendapat layanan kesehatan berhenti membayar iuran.
- BACA JUGA: Tersangka Pungli di Batam Asriadi Minta 500 Dolar di Cafe Rela Tertunduk Sendirian
- BACA JUGA: Cara Mencuci Mobil Kesayangan Biar Selalu Kinclong
Ketiga, rendahnya tingkat keaktifan peserta PBPU, yaitu hanya sekitar 54%, sementara tingkat utilisasi (penggunaan asuransi) sangat tinggi.
Keempat, beban pembiayaan katastropik yang sangat besar, yaitu melebih 20% dari total biaya manfaat.
BESARAN IURAN BPJS KESEHATAN
KELAS | BESARAN IURAN (Rp) |
I | 120.000 |
II | 75.000 |
III | 42.000 |
Sumber: Dewan Jaminan Sosial Nasional, Agustus 2019