SINGAPURA, SURYAKEPRI.COM – Media Singapura, Channel News Asia, menyoroti kabut asap akibat kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan yang dinilai telah mengakibatkan merosotnya kualitas udara di negeri itu.
Disebutkan bahwa kualitas udara akan memasuki kisaran “tidak sehat” jika kiriman asap dari kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan terus berlanjut.
Channel News Asia mengutip National Environment Agency (NEA) atau Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura, bahwa Pollutant Standards Index (PSI) di Singapura dapat memasuki kisaran tidak sehat jika situasi kabut asap di Sumatera terus berlanjut atau memburuk.
Pada pukul 8 malam, Selasa (10/9/2019), PSI 24 jam berada di kisaran sedang, antara 85 dan 96. Artinya mulai mendekati kondisi “tidak sehat”.
Asal tahu, indikator PSI pada skala antara 101 dan 200 tergolong tidak sehat.
Disebutkan bahwa hingga pukul 8 malam waktu setempat, dilakukan pembacaan konsentrasi polutan selama satu jam dan dinyatakan masih dalam kisaran normal pada jam 8 malam.
Tetapi kualitas udara bisa terus menurun bila kebakaran lahan di Sumatera segera tidak tertangani.
“Secara keseluruhan, PSI untuk 24 jam ke depan diperkirakan berada di titik atas kisaran Moderat,” kata NEA.
“Tergantung pada kondisi angin, PSI dapat memasuki kisaran yang tidak sehat jika situasi kabut asap di Sumatra terus berlanjut atau memburuk.”