“Semua sektor mengalami tekanan, terutama pertambangan dan industri pengolahan, meski ada yang tumbuh cukup sehat, seperti jasa keuangan, transportasi, dan pergudangan,” ungkap Sri Mulyani di Jakarta, Senin (18/11/2019).
Berdasarkan sektor industri tercatat realisasi penerimaan pajak dari pertambangan minus 22 persen pada Oktober 2019. Hal ini membuat realisasi penerimaan pajak dari sektor ini hanya mencapai Rp47,43 triliun atau 5 persen dari total penerimaan pajak sampai bulan lalu.
- BACA:Â Industri Tekstil Pimpin Klasemen, Makanan Minuman Urutan Kedua
- BACA:Â Ekspor Industri Kriya Tembus Rp12 Triliun
- BACA:Â Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia di Bulan Oktober 2019
Industri pengolahan terkontraksi 3,5 persen, meski total penerimaan pajaknya masih menjadi penyumbang utama. Tercatat, realisasi penerimaan pajak dari sektor tersebut mencapai Rp277,44 triliun atau 29,3 persen dari total penerimaan.
Sementara penerimaan pajak dari sektor konstruksi dan real estate turun 0,3 persen dengan total penerimaan Rp64,69 triliun. Penerimaan dari sektor ini hanya menyumbang sekitar 6,8 persen dari total penerimaan pajak per akhir Oktober 2019.
Kabar baiknya, penerimaan pajak dari industri perdagangan masih tumbuh 2,5 persen menjadi Rp197,43 triliun dengan porsi ke kas negara mencapai 20,9 persen.
Industri jasa keuangan dan asuransi juga masih tumbuh 7 persen menjadi Rp137,39 triliun serta industri transportasi dan pergudangan yang meningkat 17,9 persen menjadi Rp40,31 triliun.
BACA:Â Sri Mulyani Doping Optimisme Para CEO Dengan Bejubel Stimulus Ekonomi
Direktur Jenderal Kementerian Keuangan Suryo Utomo menambahkan, seretnya penerimaan pajak juga terjadi karena penurunan harga minyak dan gas di pasar internasional.
“Salah satunya, tekanan harga minyak sangat berefek pada pengumpulan pajak penghasilan migas,” ujar Suryo.
Tercatat, penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) migas terkontraksi 9,27 persen dengan jumlah total baru mencapai Rp49,27 triliun atau 74,47 persen dari target Rp66,15 triliun.
Kendati begitu, PPh secara keseluruhan masih tumbuh positif 2,15 persen mencapai Rp605,9 triliun atau 67,74 persen dari target Rp894,45 triliun.(*)