SURYAKEPRI.COM – Paul Pogba untuk pertama kali turun lapangan sejak September. Kembalinya sang gelandang ditandai dengan kekalahan 2-0 dari Watford, tim penghuni dasar klasemen Liga Premier Inggris.
Dalam laga pekan 18 yang berlangsung di Vicarage Road, Minggu (22/12/2019), Pogba dimasukan pada menit 64 ketika United sudah tertinggal 2-0 oleh tuan rumah Watford.
Sang bintang tak dapat berbuat banyak untuk membantu timnya.
Menariknya, kemenangan pertama bagi Nigel Pearson justru didapat dari tim elite seperti Manchester United. Dia ditunjuj sebagai manajer Watford pada 9 Desember 2019 menggantikan Sanchez Flores.
Di samping itu, kekalahan ini menjadi penegasan bahwa skuad Ole Gunnar Solskjaer selalu tak berdaya menghadapi tim-tim yang secara teori memiliki kualitas di bawah mereka.
- BACA: Setahun Memimpin MU, Benarkah Solskjaer Manajer yang Buruk?
- BACA: Erling Haaland dan Ayahnya Dalam Perjalanan ke Manchester
Gol pertama skuad Pearson dicetak oleh Ismaila Sarr pada babak kedua, menit ke-50. Gol ini akibat blunder kiper David De Gea, lantaran “menangkap angin” lantaran bola sepakan Sarr justru bisa lolos di antara kedua tangan dan kepala kiper Timnas Spanyol itu.
De Gea langsung tidur tertelungkup di sisi gawang, menyesali kegagalannya.
The final whistle goes at Vicarage Road.#MUFC #WATMUN
— Manchester United (@ManUtd) December 22, 2019
Tuan rumah menambah gol menjadi 2-0 melalui titik penalti yang dieksekusi oleh striker Troy Deeney pada menit 54. Hukuman penalti diberikan lantaran bek Aaron Wan-Bissaka menjatuhkan Ismaila Sarr di dalam kotak penalti.
Solskjaer melakukan tiga pergantian, yakni menarik Daniel James dan memasukan Mason Greenwood pada menit 58, disusul Paul Pogba menggantikan Jesse Lingard di menit 64, dan Juan Mata menggantikan Scott McTominay pada menit 73.
The Red Devils tetap tak mampu meraih gol, kendati memegang ball possession hingga 65 persen berbanding 35 persen lawan.
Tetapi, seperti biasa, tim-tim yang lebih lemah biasanya mengorbankan penguasaan bola ketika berhadapan dengan tim elite dan seringkali mengandalkan serangan balik mematikan.
