Ratusan Mahasiswa di Natuna Kepikiran Nasib Kuliahnya di Wuhan

“Kita kan melihat mereka holistik ya, kita ajak ngobrol. Nah kalau sekarang ini ya dalam 2-3 hari ini mereka mulai cerita kondisi perkuliahan,” lanjutnya,

Achmad mengaku mendapat banyak keluhan mahasiswa WNI di Natuna,

Menurut keterangan Achmad mahasiswa mulai mengkhawatirkan kondisi Provinsi Hubei yang lumpuh akibat epidemi virus corona.

Sedangkan masa perkuliahan mereka sudah mulai aktif kembali, sehingga muncul perasaan takut tertinggal.

Selain itu beberapa mahasiswa mulai panik saat mendengar kabar tak diizinkan kembali ke China oleh keluarganya.

Merespons hal tersebut, Kemenkes berupaya mendatangkan tujuh psikolog sejak Kamis (6/2) lalu sebagai tim pendamping inklusif yang akan membantu meringankan beban psikologis WNI di Natuna.

“Ada 7 dari kemenkes, 4 psikolog dengan 3 Dokter jiwa,” paparnya.

Terkait kondisi psikologis WNI perihal ketakutan akan ancaman virus corona serta terisolasinya dari masyarakat, Achmad menampiknya.

Menurutnya para WNI tersebut sudah tidak merisaukan hal itu karena sudah paham betul tindakan yang dilakukan pemerintah.

“Enggak, mereka tahu betul kenapa harus dikarantina dan tidak mempertanyakannya,” katanya.

Sebelumnya, ratusan WNI mulai menjalani masa karantina yang dijadwalkan 14 hari sejak minggu (2/2). Selain 238 orang, ada pula puluhan orang lainnya yang turut dikarantina.

Mereka adalah tim penjemput ke Wuhan, China serta kru Batik Air. Dengan demikian, jumlah WNI yang dikarantina di Natuna sebanyak 285 orang.(*)

Editor: Ucu Rahman:Sumber:CNNIndonesia