BATAM, SURYAKEPRI.COM – Bukit Senyum, masih tetap menampakkan senyum hangat dikala malam pun tiba.
Tahun 97-98 JalananĀ Prambanan, Muara Takus dan Jalan Borobudur menuju Bukit Senyum, tampak remang.
Hanya temaram lampu di balik rimbunan daun dari pemukiman warga Tanah Longsor dan Tangki Seribu menghias sepanjang jalan.
Wajah-wajah berpoles makeup, dan tubuh seksi sedikit terlihat, ketika cahaya lampu memendar di antara barisan perempuan malam.
Baca: Siapa yang Menambahkan Kata āSenyumā Itu?
Sekitar 20 Pondok kecil milik warga sekitar, ikut menghias malam.
Pondok-pondok kecil berukuran 2×1 centimeter, berdinding triplek bekas, berjajar sepanjang bukit yang menghadap langsung Negeri Singapura.
Mulanya, pondok-pondok itu hanya sebagai tempat perjumpaan pasangan bercinta.
Sebuah bangku panjang untuk dua orang terisi dalam pondok itu dengan harga sewa Rp 3000 sekali pakai.
Namun, pondok-pondok itu juga menjadi tempat setiap pasangan dan para perempuan malam menuangkan hasrat dan gairahnya.
Baca Juga:Ā Iwan Diduga Stres Hidup Susah di Batam, Minta Pulang ke Banjar Jawa Barat
Baca Juga:Ā Romantika Malam di Kampung Bule Kota Batam, Makin Malam Perempuan Cantik Mulai Menyapa