Thursday, April 18, 2024
HomeLainnyaInternasionalMengapa Covid-19 Belum Disebut Pandemi? Ini Penjelasan WHO

Mengapa Covid-19 Belum Disebut Pandemi? Ini Penjelasan WHO

spot_img

SURYAKEPRI.COM – Epidemi virus corona Covid-19 sudah berjangkit di 41 negara di seluruh dunia. Tetapi sampai saat ini WHO belum menetapkan sebagai pandemi. Kenapa?

Padahal, epidemi Covid-19 secara teori sudah memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai pandemi, yakni merupakan penyakit baru yang menyerang masyarakat, menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit berbahaya, serta dapat menyebar dengan mudah dan berkelanjutan di antara manusia.

Tahun 2002-2003, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan epidemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) sebagai pandemi kendati “hanya” tersebar di 30 negara, menginfeksi 8.100 orang, dan merenggut 774 jiwa manusia.

Pandemi SARS berlangsung selama 8 bulan. SARS juga muncul di China daratan, yakni Provinsi Guangdong.

Dari jumlah manusia yang terinfeksi dan korban yang meninggal akibat SARS bahkan tidak sampai separo dari Covid-19 yang belum tiga bulan mewabah. Hingga hari ini, Rabu (26/2/2020), jumlah yang terinfeksi mencapai 81.002 orang dan menewaskan  2.762 orang.

“Apakah virus ini berpotensi pandemi? Tentu saja. Apakah kita sudah sampai? Dari penilaian kami, belum,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, Senin (24/2/2020).

Dia menjelaskan bahwa keputusan untuk menggunakan kata ‘pandemi’ didasarkan pada penilaian berkelanjutan dari penyebaran geografis virus, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya, dan dampaknya pada masyarakat.

“Untuk saat ini, kami tidak menyaksikan penyebaran global dari virus ini, dan kami tidak menyaksikan penyakit parah atau kematian dalam skala besar,” katanya, seraya menambahkan bahwa yang terjadi adalah epidemi virus coronavirus di berbagai belahan dunia, yang mempengaruhi negara secara berbeda.

Dijelaskan bahwa kasus Covid cenderung menurun sejak muncul akhir tahun lalu di China.

Sebuah misi gabungan WHO-China telah menyelesaikan tugasnya, setelah melakukan perjalanan ke beberapa provinsi, termasuk Wuhan sebagai episentrum wqabah ini.

Ditemukan bahwa epidemi memuncak antara 23 Januari dan 2 Februari, dan terus menurun sejak itu. Hingga Senin pagi, ada lebih dari 77.362 kasus dan lebih dari 2.600 kematian.

Di luar China, sekarang ada 2.074 kasus COVID-19 di 28 negara, dengan 23 kematian.

Kepala WHO menggambarkan peningkatan mendadak kasus di Italia, Iran dan Korea Selatan sebagai “sangat memprihatinkan”.

Dia menekankan kebutuhan untuk fokus pada penahanan “sambil melakukan segala yang kami bisa untuk mempersiapkan potensi terjadinya pandemi.”

Seruan Sekjen PBB

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img
spot_img

POPULER