Thursday, April 18, 2024
HomeLainnyaInternasionalWarga Daegu: Sampai Minggu Lalu Kami Mengira Coronavirus Persoalan Orang Lain

Warga Daegu: Sampai Minggu Lalu Kami Mengira Coronavirus Persoalan Orang Lain

spot_img
Rak mie instan nyaris kosong diborong pembeli. Masyarakat memborong kebutuhan pokok untuk stok agar mengurangi aktivitas di luar rumah. Foto: APnews
Rak mie instan nyaris kosong diborong pembeli. Masyarakat memborong kebutuhan pokok untuk stok agar mengurangi aktivitas di luar rumah. Foto: APnews.

Penduduk Daegu memposting foto di media sosial, menunjukkan rak yang biasanya penuh oleh mie instan, kari, dan rumput laut kering, kini nyaris kosong diborong orang.

Orang-orang yang mengenakan masker berdiri dalam antrean panjang di luar toko diskon Emart di distrik Manegu Daegu, berusaha membeli masker wajah, yang dengan cepat terjual habis secara online.

Choe, pekerja kantor, mengatakan ia memiliki tiga kotak ramen, empat kotak sereal dan tiga kantong beras seberat 44 kilogram di rumahnya. Lee menuturkan dirinya mulai menulis di maskernya tanggal yang terakhir itu dikenakan untuk digunakan kembali nanti jika tidak ada lagi persediaan yang bisa dia beli di toko.

Di pasar tradisional Gyodong Daegu, sekitar setengah dari sekitar 1.000 toko tutup, dengan jumlah pengunjung menurun drastis lebih dari 90%.

“Mungkin akan lebih baik bagi semua pedagang untuk menutup pintu toko mereka, tetapi mereka hidup dari usaha ini. Jadi beberapa orang membuat keputusan sulit untuk tetap membuka toko mereka,” kata Ahn Sook-hee, seorang pejabat di asosiasi pedagang pasar.

Virus ini juga mengubah adegan di pernikahan dan pemakaman, acara yang biasanya menarik banyak orang di Korea Selatan.

Di aula pernikahan Gangbug Convention Daegu, hanya dua dari 10 upacara pernikahan yang dijadwalkan diadakan selama akhir pekan, dengan delapan pasangan lainnya menunda hari besar mereka pada menit terakhir.

Upacara pernikahan biasanya dihadiri setidaknya 200 orang, tetapi kedua upacara pernikahan yang diadakan pada hari Sabtu, masing-masing hanya dihadiri sekitar 50 orang, tutur karyawan balai pernikahan Park Ye Jin.

Pada kedua upacara, semua orang, kecuali pengantin, harus mengenakan masker. “Kami tidak membiarkan siapa pun memasuki aula jika mereka tidak mengenakan masker,” kata Park.

Dia mengatakan, sebagian besar tamu pergi tanpa menyentuh makanan yang disiapkan di resepsi tersebut.

Ahn mengatakan bahwa semua pertemuan yang direncanakan dengan kerabat dan teman telah dibatalkan, dan bahwa dia baru-baru ini melewatkan pemakaman dan baru saja mengirim uang belasungkawa kepada keluarga yang berduka.

Lee mengatakan bahwa bahkan jika orang yang dicintai dari seorang teman dekat ada yang meninggal, dia tidak akan pergi ke pemakaman. Padahal dalam situasi norman, dirinya merasa wajib untuk hadir.

Choe mengatakan, keluarganya membatalkan pesta ulang tahun ke-70 ayahnya, yang dijadwalkan berlangsung di sebuah restoran di Daegu pada Sabtu lalu, dengan sekitar 30 tamu undangan.

“Kami baru saja mengadakan barbekyu di rumah, dan ayah saya sangat kecewa,” kata Choe, menambahkan bahwa keluarganya merencanakan pesta yang lebih formal untuknya di rumah akhir pekan ini.(*)

Editor: Eddy Mesakh | Sumber/Penulis: Apnews.com/Kim Tong-hyung

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img
spot_img

POPULER