BATAM, SURYAKEPRI.COM – Warga Batam mulai melakukan antrian membeli drum sebagai tempat menampung air dikala adanya krisis air.
Antrian terlihat di jalan Raja Muhammad Saleh, Kelurahan Belian, Kecamatan Kota Batam, Rabu (11/3/2020) pagi.
Drum berwarna biru ini menjadi buruan warga yang ingin membeli dikarenakan kualitas ketebalannya cukup kuat untuk menampung air.
“Dari kemarin mencari drum untuk persiapan menampung air di rumah. Sebentar lagi ia bersih terganggu makanya kita siapkan dulu tampungan di rumah,” ujar Jesi seorang ibu bersama anaknya saat menunggu giliran membeli.
Baca Juga: Polisi Lalu Lintas Pasang Rambu Peringatan di Bukit Daeng
Kondisi krisis air yang akan diterapkan oleh PT Adhya Tirta Batam seiring makin menyusutnya air waduk dikarenakan musim kemarau yang melanda Batam membuat warga terus memburu drum jenis plastik.
“Saya beli dua hari ini, kemarin sudah beli satu. Harganya lumayan gak terlalu mahal. Jadi dirumah sekarang ada tiga drum. Cukuplah untuk mandi dan mencuci bila memang suplai air terganggu,” ujar Jesi bersama ibu-ibu lainnya.
Baca Juga: Dua Warga Pembakar Alat Berat Diamankan, Satu Petugas Satpol PP Mengalami Luka Bakar
Banyaknya pembeli memberi untung bagi pedagang drum, bermodal tempat di pinggir jalan para pedagang drum bisa meraup untuk bisa mencapai jutaan rupiah dikala pembelian drum membludak.
Baca Juga: Paska Tindakan Oknum Pedagang, Tim Terpadu Hentikan Pengerjaan Tembok Pembatas
“Lumayan juga seminggu ini laku kencang. Banyak warga yang membeli lebih dari satu meski ada juga yang datang hanya menawar,” ujar pedagang.
Tiga hari lagi PT ATB akan melakukan penggiliran atau rationing air bersih bagi warga Batam.
ATB Batam mengungkapkan masukan yang sudah siampaikan ke BP Batam sejak 5 tahun lalu tidak direspons serius.
Rationing dilakukan karena saat ini kondisi waduk Duriangkang, penyangga utama penyedia air baku di Batam mengalami kritis seiring kemarau yang panjang.
Rencananya rationing ke pelanggan dilakukan mulai 15 Maret 2020 dengan skenario lima hari hidup 2 hari mati.(*)
Editor: Ucu Rahman