SURYAKEPRI.COM – Presiden China Xi Jinping mengatakan China dan Amerika Serikat harus “bersatu untuk berjuang” melawan pandemi virus corona yang mematikan dan telah menghancurkan dunia.
Hari Jumat (27/3/2020), Presiden Xi menelepon koleganya dari AS, Presiden Donald Trump, dimana kedua pemimpin mambahas pandemi corona. Demikian menurut media resmi pemerintah China CCTV.
Kedua negara telah bentrok dalam beberapa pekan terakhir karena virus itu, tetapi Presiden Xi mengatakan kepada Presiden Donald Trump bahwa China “ingin terus berbagi semua informasi dan pengalaman dengan AS.”
- BACA: PM Inggris Boris Johnson Dinyatakan Positif COVID-19
- BACA: Petugas Pemadam Kebakaran Inggris Disiagakan Angkut Jenazah dan Kirim Makanan
Kedua pemimpin itu berbincang dalam nada berdamai, kendati sebelumnya, di bulan ini, Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo memicu kemarahan Beijing dengan berulang kali menyebut virus corona dengan “virus Cina” ketika membahas wabah Covid-19.
Virus ini memang pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, dan menjadi episentrum wabah ini. Tetapi penyebutan “Virus China” adalah tindakan mendiskreditkan.
Awal bulan ini seorang juru bicara kementerian luar negeri di Beijing juga menulis di twitter bahwa militer AS membawa virus itu ke Wuhan.
Xi mengatakan hubungan Tiongkok-AS berada pada “titik kritis”, kata CCTV, dan menambahkan bahwa kerja sama itu saling menguntungkan dan “satu-satunya pilihan yang tepat”.
- BACA: Ini Alasan Penutupan Laboratorium Fort Detrick di AS yang Dituding sebagai Sumber Virus Corona
“Saya berharap bahwa AS akan mengambil tindakan substantif untuk meningkatkan hubungan Tiongkok-AS, dan kedua belah pihak dapat bekerja sama untuk memperkuat kerja sama dalam memerangi epidemi,” kata Presiden Xi Jinping.
Hingga Jumat malam ini, sekitar pukul 20.15 WIB, jumlah infeksi global tercatat sebanyak 536,095 kasus positif, 24,520 kematian, dan 111,124 orang sembuh.
Jumlah kasus positif di AS telah melampaui China, yakni mencapai 85,505 kasus dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 1,288 orang.
Sementara China memiliki 81,340 kasus dengan 3,292 kematian.
Kematian tertinggi diderita oleh Italia dengan 8,165 kematian, disusul Spanyol dengan 4,854 kematian. Iran menyusul dengan 2,378 kematian, dan Prancis mencatat 1,696 kematian.
Sementara Indonesia mencatat angka kematian tertinggi di Asia Tenggara, yakni mencapai 87 kematian dari total kasus positif sebanyak 1,046 pasien. (*)
Penulis/Editor: Eddy Mesakh | Sumber: SCMP