BATAM, SURYAKEPRI.COM – Walikota Batam H Muhammad Rudi, terbata-bata dan nyaris menangis saat mengumumkan larangan semua kegiatan yang mengumpulkan banyak orang yang disampaikan di Pelataran Engku Putri, Batam Centre, Selasa (14/4/2020).
Tangis Walikota Rudi setelah mendengar pemaparan dr. Widya, ahli paru yang menyatakan bahwa Kota Batam sudah kategori ZONA MERAH, dimana jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pengawasan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang terus meningkat.
Rudi juga menyerap 25 pertanyaan dari 80 orang yang hadir dalam acara tersebut.
- BACA:UPDATE Kasus Corona di Kepri 14 April: Bertambah 2 Orang Positif, Total Jadi 29 Orang
- BACA:Â Dua Kasus Baru Pasien Positif Covid-19 Batam, Satu Guru Swasta dan ASN Pemberdayaan Perempuan
Suara Rudi bergetar dan sempat agak terbata-bata saat “meminta izin” untuk menjalankan keputusan yang lebih ketat terkait pengumpulan massa.
“Pada hari ini bapak/ibu, saya harus mengambil keputusan bahwa untuk berkumpul, baik itu ibadah ataupun kegiatan masyarakat, saya akan keluarkan edaran, bahwa semua akan kita larang,” ujar Rudi dengan suara tercekat dan sedikit terbata.
“Dan saya mohon bapak/ibu sekalian, sampaikan kepada seluruh ulama, ayo..Ini tak ada kepentingan pribadi saya, harus saya ambil demi kepentingan umat, seluruhnya. Agama apapun di Kota Batam, yang jumlahnya satu juta tiga ratus ini, harus saya selamatkan.”
“Mari kita jaga komunikasi dengan soft semuanya, supaya kebijakan-kebijakan, yang menurut saya, mungkin tidak semua orang bisa menerima.”
“Tapi itulah menurut saya yang terbaik kalau kita ingin cepat selesai. Maka kita taati, semoga dua bulan ke depan, atas seizin dari Allah SWT, saya berharap, kami pimpinan Kota Batam [berharap], ini bisa kita selesaikan.”
Walikota melarang dengan tegas semua kegiatan mengumpulkan orang banyak, termasuk shalat Jumat, Fardhu berjamaah, dan kegiatan keagamaan lainnya di masjid, seperti Tarawih, Tadarus, Shalat Id, buka puasa bersama.
Termasuk juga kegiatan ibadah lainnya, seperti kebaktian di gereja-gereja dan vihara.
Sebagaimana data dari Dinas Kesehatan Kota Batam, jumlah OTG, ODP, dan PDP terus meningkat dan merata ada di semua kecamatan.
Berdasar data terbaru, yang meninggal terindikasi transmisi lokal.
Pada Selasa (14 April) saja, Batam mencatat 62 orang menunjukkan hasil “reaktif” setelah ditest PCR. Itu masing-masing 7 ODP, 8 OTG, dan 47 PDP.
Sementara secara kumulatif, Batam memiliki 145 PDP, 14 orang sudah terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19, dan lima orang pasien positif sudah meninggal dunia. (*)
Penulis: Romi Kurniawan | Editor: Eddy Mesakh