BEIJING, SURYAKEPRI.COM – Tanah longsor mengubur sembilan orang di Provinsi Hubei, China, Rabu (8/7/2020), setelah hujan sangat lebat yang telah menewaskan lebih dari 100 orang.
Seperti dilaporkan oleh situs People’s Daily, tanah longsor terjadi di Kabupaten Huangmei pada dini hari tadi dan petugas sedang berupaya menyelamatkan orang-orang yang terjebak.
Sejak 1 Juni hingga 7 Juli, akumulasi curah hujan di wilayah Hubei, Anhui, Zhejiang dan Chongqing telah mencapai level tertinggi.
- Sungai Terpanjang di Asia Meluap, Wuhan dan Banyak Wilayah di China Terancam Banjir Bandang
- Mantan Gubernur Kepri Nurdin Basirun Ulang Tahun, Banjir Ucapan dari Netizen Karimun
- Cegah Banjir, Ditpam BP Batam Ikut Partisipasi Bersihkan Drainase
Badan meteorologi China menyebutkan bahwa ini merupakan curah hujan tertinggi sejak tahun 1961, dimana curah hujan di beberapa wilayah mencapai dua hingga tiga kali lebih tinggi dari biasanya.
Kantor Pusat Pengendalian Banjir dan Penanggulangan Kekeringan Negara China meningkatkan respons darurat untuk pengendalian banjir dari Level IV ke Level III pada hari Selasa, karena hujan yang tak henti-hentinya terus meluluhlantakkan dan menimbulkan malapetaka banyak wilayah negara itu.
Saking parahnya banjir, markas besar Departemen Manajemen Darurat pada hari Senin mengirim sembilan tim ke berbagai daerah, termasuk Sichuan, Chongqing, Hunan, dan Jiangxi.
Sebelumnya, tim telah dikirim untuk membantu penanganan banjir di Hubei dan Anhui.
Markas besar itu mengatakan akan memandu pihak berwenang setempat untuk memperkuat kapasitas mereka, meningkatkan patroli sungai dan waduk, dan membantu korban banjir yang kehilangan mata pencaharian.
Sejak Juni, hujan deras terus-menerus mengguyur sebagian besar China selatan, membuat banyak sungai meluap melewati level peringatan.
China memiliki sistem empat level tanggap darurat pengendalian banjir. Level I adalah yang paling parah.
Sementara itu, observatorium nasional China, pada Selasa sore, mengeluarkan peringatan orany
Kantor Berita Xinhua melaporkan bahwa Provinsi Hubei, China Tengah, dilanda banjir dan genangan air yang dipicu oleh hujan deras di sebagian besar wilayah provinsi tersebut.
Menurut departemen manajemen darurat provinsi, sekitar 6,08 juta orang di seluruh Hubei terdampak hujan lebat sejak Selasa pagi.
Sekitar 67.900 penduduk telah diungsikan dan 28.100 membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup, setelah lahan pertanian mereka hancur dan ribuan rumah hancur tersapu banjir.
Kerugian ekonomi langsung diperkirakan telah mencapai 6,27 miliar yuan (Rp12,5 triliun lebih).
Departemen manajemen darurat telah mengirim 600 tenda dan 21.500 selimut ke daerah-daerah yang dilanda bencana.
Departemen keuangan provinsi juga mengalokasikan 50 juta yuan dana bantuan untuk membantu upaya bantuan bencana lokal.(*)
Editor: Eddy Mesakh | |Sumber: People’s Daily, Xinhua