

SINGAPURA, SURYAKEPRI.COM – Penerimaan Singapura dari sektor pariwisata turun sebesar 39 persen tahun-ke-tahun (yoy) menjadi S $ 4 miliar (Rp42.4 triliun – asumsi Kurs Rp10,612 rupiah/dollar Sin) pada kuartal pertama 2020.
Demikian rilis Singapore Tourism Board (STB), Jumat (17/7/2020).
Penurunan terjadi di tengah pandemi Covid-19, yang telah menyebabkan negara-negara di seluruh dunia menerapkan kontrol perbatasan yang lebih ketat dan pembatasan operasi bisnis dan pertemuan sosial.
Singapura menerapkan “pemutus sirkuit” untuk menghentikan penyebaran Covid-19 sejak 7 April hingga 1 Juni, dan sekarang dalam Fase 2 pembukaan kembali.
Penurunan penerimaan sektor pariwisata diamati di semua komponen – yang meliputi belanja, akomodasi, makanan dan minuman, tamasya, hiburan dan permainan – kata STB dalam rilis pers.
Penerimaan dari belanja (shopping) menunjukkan persentase penurunan terbesar, yakni melorot 52 persen menjadi S $ 656 juta.
- BACA: Pusat Wisata Sentosa Singapura Pecat Staf untuk Tekan Biaya di Tengah Pandemi Covid-19
- BACA: Rekor Penurunan Tertinggi, Penjualan Ritel Singapura Melorot 52,1%
- BACA: Soal Kesiapan Lagoi Bintan, Luhut Panjaitan Telepon Menteri Luar Negeri Singapura
Turis China adalah yang paling boros saat berbelanja di Singapura, menyumbang penerimaan pariwisata Singapura senilai S $ 471 juta (Rp4,99 triliun) pada Q1 2020. Pengeluaran mereka untuk tamasya, hiburan, dan tidak termasuk permainan.
Indonesia berada di urutan kedua dengan S $ 421 juta (Rp4,46 triliun), kemudian India di urutan ketiga dengan S $ 238 juta (Rp2,52 triliun).
Pengunjung dari ketiga negara ini berkontribusi lebih dari sepertiga total penerimaan pariwisata Singapura pada kuarta pertama (Q1), tidak termasuk tamasya, hiburan, dan permainan.
Kedatangan pengunjung internasional mencapai 2,7 juta dalam tiga bulan pertama tahun 2020, kata STB. Terjadi penurunan 43,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.