BATAM, SURYAKEPRI.COM – Adanya potensi gangguan aliran air di Batam membuat warga masyarakat Batam waswas. Warga resah karena seakan masalah air dikesampingkan BP Batam.
Sikap BP Batam dibawah kepemimpinan M Rudi saat ini yang meremehkan proses alih pengelolaan yang telah habis masa konsesinya dari PT ATB pada 14 November cukup membuat warga tidak habis pikir.
Seperti ketahui, pasca konsesi ATB, pengelolaan air akan dikelola PT Moya yang dinyatakan menang tender melalui penunjukan yang kontroversial, akhir-akhir ini.
Baca:BP Batam Jadi Gini, Kepala BP Batam Kembali Mangkir di DPRD Bahas Ancaman Mati Air di Batam
Baca:Presdir ATB: 15 November Air di Batam Terganggu, Bukan Tanggung Jawab Kami Lagi
Baca:Kepala BP Batam Abaikan Rapat DPRD Soal Air, Ketua DPRD: Apakah Tunggu Sampai Rakyat Marah?
Baik BP Batam maupun PT Moya seakan tak ada gambaran tentang kesiapan melanjutkan estafet pengelolaan, dimana masalah air merupakan hal vital di Batam.
Yang paling mengeluh adanya ancaman air mati total dari program Kios Air yang selama ini dikelola pihak ketiga bersama ATB.
Pengelolaan kios air bagi masyarakat Batam yang tidak bisa tercover secara normal karena posisi dan kondisi lainnya, terancam putus karena belum adanya kejelasan pengelola baru.
Di Batam Kios Air mencakup ribuan KK yang ada. Mereka umumnya di wilayah ujung saluran pipa, lokasi yang tinggi dan lain-lain.
Beberapa warga yang ditemui Suryakepri.com mengungkapkan rasa khawatirnya akan penanganan pengakhiran konsesi oleh Kepala BP Batam saat ini.
Warga menganggap tidak mampu melakukan proses yang langsam sehingga pengakhiran mengganggu kenyamanan warga Batam, termasuk kebutuhan air industri.