TEL AVIV, SURYAKEPRI.COM – Bank Sentral Israel susah payah menjinakkan mata uang mereka sendiri, Syikal/Shekel. Ada rencana mereka harus membeli valas lebih dari US$ 30 miliar atau Rp419 triliun untuk menjinakkan syikal yang terlalu perkasa.
Kepala Bank of Israel mengisyaratkan mungkin akan melakukan pembelian mata uang asing secara besar-besaran gagal untuk mengekang syikal; bank sedang ‘melawan gravitasi,’ kata analis top Daniel Hass kepada Times of Israel, Kamis (11/2/2021).
Syikal yang sulit untuk melemah sedang mengganggu Bank Israel, mendorong gubernur Amir Yaron untuk memberi sinyal minggu ini bahwa bank sentral dapat meningkatkan pembelian mata uang asingnya melebihi $ 30 miliar yang sudah dijanjikan untuk dibeli tahun ini dengan harapan membatasi kekuatan mata uang Israel.
Pada 14 Januari 2021, bank sentral membuat pengumuman langka tentang ruang lingkup pembelian valuta asingnya untuk tahun 2021 guna memberikan kepastian pasar tentang komitmennya untuk menjaga apresiasi syikal terhadap greenback (dollar AS).
BACA JUGA:
- Kurangnya Visi Ekonomi Bisa Gagalkan Impian Zionis Israel
- Kabinet Israel Setuju Peningkatan Hubungan dengan Maroko
- Kabinet Uni Emirat Arab Setuju Pembukaan Kedutaan di Tel Aviv, Israel
Syikal menguat sekitar 7,5% terhadap dolar pada tahun 2020, didukung oleh sektor teknologi yang tangguh, arus masuk uang tunai asing, dan pembelian obligasi yang kuat, serta dolar yang melemah karena pandemi.
Tetapi syikal yang terlalu kuat telah sangat merugikan ekspor Israel, memberi tekanan pada bank sentral untuk mengendalikan nilai tukar.
Pengumuman bank sentral berdampak, mendorong nilai tukar ke Israeli New Shekel (NIS) 3,30 terhadap dolar dari level terendah 25 tahun di NIS 3,11.