Sunday, December 10, 2023
HomeLainnyaNasionalSkala Badai dan Detail Kehancuran yang Ditimbulkan Badai Siklon Seroja di Provinsi...

Skala Badai dan Detail Kehancuran yang Ditimbulkan Badai Siklon Seroja di Provinsi NTT

spot_img

KUPANG, SURYAKEPRI.COM – Badai Siklon Seroja memorak-porandakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021). Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) merinci sedikitnya 68 orang meninggal dunia, 70 orang masih hilang, dan kerusakan hebat di mana-mana.

Seperti halnya gempa bumi yang biasa menggunakan Skala Richter, demikian halnya dengan badai, yang juga dikatagorikan berdasarkan Saffir-Simpson Hurricane Scale (SSHS) atau sekarang disebut Skala angin topan Saffir-Simpson (SSHWS).

Skala badai itu diperkenalkan oleh pakar teknik sipil Herbert Saffir dan meteorolog Bob Simpson yang saat itu menjabat direktur National Hurricane Center (NHC) di Amerika Serikat. Diperkenalkan pada 1973 dan mulai digunakan pada tahun 1974.

BACA JUGA:

Dikutip dari Wikipedia, SSHWS mengklasifikasikan angin topan – Topan tropis Belahan Barat – yang memiliki intensitas lebih tinggi dari depresi tropis dan badai tropis – ke dalam lima kategori dibedakan oleh intensitas angin berkelanjutannya.

Skala angin topan Saffir–Simpson didasarkan pada angin rata-rata tertinggi selama rentang waktu satu menit dan secara resmi hanya digunakan untuk menggambarkan angin topan yang terbentuk di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik utara di sebelah timur Garis Tanggal Internasional.Kategori badai berdasar Skala Saffir–Simpson.

Kategori badai berdasar Skala Saffir–Simpson.Pantau pergerakan live Badai Seroja, klik di SINI

Jika menggunakan skala SSHWS di atas, maka badai siklon Seroja yang memiliki kecepatan angin 81 km/jam bahkan tidak masuk badai katagori 1 (satu) yang memiliki kecepatan angin   64–82 knot atau 119–153 km/jam.

Sementara  itu, Prof DR Ir L. Michael Riwu-Kaho, M.Si memberikan penjelasan mengenai badai berdasarkan kecepatan angin, untuk menggambarkan berada di posisi mana badai siklon Seroja yang menghantam seluruh wilayah NTT.

Profesor Michael yang akrab disapa Prof Mike, menggunakan katagori badai oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Dosen dan peneliti di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang itu menjelaskan bahwa kecepatan angin sekitar pusat tekanan rendah, Rote-Sabu kurang lebih 44 knot setara dengan 81.5 km/jam.

Dalam kategori badai yang dirilis oleh NOAA, USA, 2012, maka menurut Prof Mike, badai Seroja belum masuk badai katagori 1 (satu).

Berikut lima kategori badai berdasar NOAA:

Kategori 1: Kecepatan angin 119 – 153 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik dapat mengalami kerusakan pada atap. Cabang pohon besar bisa patah. Kerusakan jaringan listrik bisa terjadi.

Kategori 2: Kecepatan angin 154 – 177 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik bisa mengalami kerusakan di atap dan bangunan. Pohon-pohon yang akarnya dangkal bisa tercerabut dan tumbang. Listrik bisa padam hingga hitungan hari.

Kategori 3: Kecepatan 178 – 208 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik bisa mengalami kerusakan atap dan bangunan. Banyak pohon akan tumbang. Listrik dan air sulit didapatkan dalam hitungan hari ke minggu.

Kategori 4: Kecepatan 209 – 251 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik bisa mengalami kerusakan parah pada atap dan bangunan. Pohon dan tiang listrik berpotensi tumbang. Banyaknya pohon tumbang dapat mengisolasi daerah tertentu. Listrik bisa padam dalam hitungan minggu hingga bulan. Banyak daerah tak bisa dihuni dalam beberapa minggu atau bulan.

Kategori 5: Kecepatan lebih dari 252 km/jam. Banyak rumah akan mengalami kerusakan parah dan mungkin ambruk. Banyak wilayah akan terisolasi akibat pohon tumbang. Listrik dan air tidak bisa didapatkan dalam hitungan minggu hingga bulan. Banyak area tidak bisa dihuni.

“Karena itu, dengan kecepatan angin 81.5 km/jam di Kupang saat ini, belum masuk kategori badai. Ini angin kencang,” kata Prof Mike.

Detail Kerusakan Akibat Badai Siklon Seroja di NTT 

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img
spot_img

POPULER