“Kita harus mencari hal-hal ini (virus yang menular dari hewan ke manusia). Jika kita dapat tahu lebih awal dan mengetahui bahwa virus ini berhasil menular ke manusia, maka kita dapat mengatasi sebelum menjadi virus pandemi,” jelas Dr Gregory Gray, epidemiolog dari Universitas Duke yang menjadi salah satu penulis studi itu seperti dikutip The New York Times.
Para ahli memang sudah lama tahu kalau virus corona bisa menginfeksi anjing. Tapi, belum ada bukti virus corona anjing bisa menginfeksi manusia. Mereka juga belum yakin virus corona yang menginfeksi anak itu berasal dari anjing, sebab bisa jadi anak itu tertular dari hewan lain seperti kucing.
Asumsi virus corona berasal dari anjing muncul setelah mereka mendeteksi hasil tes swab lawas. Hasilnya, virus pada anak itu mirip dengan virus corona pada anjing. Si anak sendiri hidup di daerah yang bebas berinteraksi dengan hewan domestik dan hewan liar.
Penelitian ini dimulai Juni tahun lalu saat pandemi merebak. Mereka menguji sampel-sampel lawas dari pasien-pasien yang sempat dirawat dengan gejala pneumonia di Sarawak, Malaysia, pada 2017 dan 2018.
Untuk memastikan, tim peneliti mengirim sampel genom itu ke virolog dan dokter hewan di Universitas Ohio State, Dr Anastasia Vlasova. Hasilnya, hasil genom itu memang mengandung virus corona anjing varian baru yang mengalami mutasi.
Meski demikian, masih terlalu awal untuk meyebut virus ini menjadi ancaman bagi manusia. Hanya saja, para peneliti bersikap hati-hati agar tidak dikejutkan dengan virus yang lantas menjadi wabah. (*)
Sumber: cnnindonesia.com