SURABAYA, SURYAKEPRI.COM – Pagi itu menjadi pagi yang tak terlupakan bagi Musa Harianto (39). Pamit kerja pagi itu menjadi perjumpaan terakhir Musa terhadap istrinya, Fitri Rina Wulandari (38).
Saat Musa sedang bekerja di sebuah bengkel di Kenjeran, lantai dua rumahnya di Tambaksari Selatan gang 4 nomor 11 tiba-tiba ambruk tanpa diketahuinya. Istri, anaknya Muhammad Naufal Harianto (13) dan ibunya Nani Sumarni (57), tertimbun reruntuhan bangunan.
Meski berhasil dievakuasi secepat mungkin, namun takdir berkata lain. Fitri meninggal sekitar pukul 10.06 WIB dalam perjalanannya ke rumah sakit. Tetangga menyebut Fitri seakan mengorbankan nyawanya untuk melindungi anaknya, Naufal, saat lantai dua rumahnya tiba-tiba ambruk. Saat kejadian, Fitri sedang menemani Naufal belajar daring. Sementara Marni berada di belakang.
Baca juga:Â Nenek yang Jatuh dari Lantai 3 Sebuah Ruko di Karimun Dikabarkan Meninggal Dunia
“Saya kaget, gemetar tidak karuan. Saya tidak tega lihat rumah dan korban yang tertimpa di dalam bangunan ambruk. Saya sampai nangis, orangnya kayak meluk anaknya saat dievakuasi,” ujar salah satu tetangga, Sri, kepada detikcom, Rabu (25/8/2021).
Polisi menyebut lantai dua rumah Musa merupakan lantai kayu dan bukan cor. Penyebab ambruknya karena kayunya sudah lapuk dan juga dibebani oleh barang-barang yang cukup berat.
“Rumah itu dihuni sejak tahun 1960-an. Barang yang ada di lantai dua juga cukup berat. Ada lemari kayu, kasur, etalase, perabot pakaian, tas, dan lainnya,” kata Akhyar.
Baca juga:Â Afghanistan Kehilangan Generasi Paling Terdidik dan Cakap, Kondisi Pengungsi Memprihatinkan Â
Bukannya tak menyadari, Musa sendiri tahu jika rumahnya adalah sebuah bangunan tua. Sebelum peristiwa naas itu terjadi, Musa berencana memperbaiki tembok rumahnya. Dia menyadari jika tembok rumahnya retak. Ia berencana membenahi tembok yang sudah retak itu pekan depan saat libur kerja.
“Firasat tidak ada, fisiknya tembok sudah retak. Kan kerja kadang lembur, rencana hari Minggu besok dibetulin tahunya ada kabar gini. Retaknya tambah lebar,” kata Musa.
Musa tampak tegar mengantar dan memakamkan istrinya. Saat dirinya turun di pemakaman dan mengazani istrinya, suaranya terdengar bergetar. Beberapa kali matanya tampak beberapa berkedip menyeka air matanya yang jatuh. Tak banyak kata, pria tersebut terus melihat jasad istrinya yang ditutup dengan tanah. Meski memakai masker, matanya terlihat bengkak.
Baca juga:Â OPINI: Somalia Sedang Meniti Jejak Afghanistan
Fitri dimakamkan di Pemakaman Karanggayam Teratai. Di hadapan pengantar jenazah, Musa terlihat kuat. Namun setelah orang-orang selesai prosesi, dia memegang nisan istrinya. Dia juga menyiram air dan menaburkan bunga di atas makam istrinya. (*)
Sumber: detik.com