SURYAKEPRI.COM – Beragam reaksi datang dari masyarakat NTT yang merespon peristiwa pesta ria yang dilakukan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama para Bupati dan Sekda se-NTT di Pulau Semau, Jumat (27/08/2021).
Masyarakat diaspora NTT Jakarta, Petrus Selestinus mensesalkan atas peristiwa itu. Lawyer asal Kabupaten Sikka ini mengatakan, tindakan yang ditontonkan Gubernur NTT seperti menjilat ludah sendiri.
Dikatakannya, sebelumnya Gubernur NTT sendiri sudah mengeluarkan instruksi untuk PPKM berlaku sampai tanggal 6 September 2021 dan instruksi itu mengikat seluruh warga NTT dan siapapun yang berada di NTT. Termasuk para pejabat seperti Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati dan Sekda se-NTT, sehingga wajib hukumnya untuk ditaati.
.Baca :Â WAWANCARA: Laboratorium Biokesmas NTT Terbukti Cegah Munculnya Klaster Baru Covid-19
.Baca :Â Menteri Kesehatan Minta Laboratorium Biokesmas NTT Jadi Percontohan Nasional
“Saya juga heran ada apa sehingga para Bupati seperti kerbau dicocok hidung mau saja digiring untuk melakukan tindakan yang jelas melanggar hukum,” kata Selestinus, saat dihubungi Suryayogya, Minggu (29/8/2021).
Lebih lanjut pengacara yang selalu tampil dengan gaya kepala pelontos ini, meminta agar Kapolres se-NTT, harus bertindak untuk memproses Bupati-Bupati di wilayah hukum Polres masing-masing Kabupaten. Hal ini membantu Kapolda NTT dalam mewujudkan penegakan hukum yang presisi dan berkeadilan, sesuai dengan visi dan misi Kapolri Jendral Pol. Listyo Sigit Prabowo.
Sebelumnya, diketahui pesta ria itu digelar setelah Gubernur Viktor Laiskodat, Wakil Gubernur Josef Nae Soi, Bupati dan Sekda se-NTT mengadakan pertemuan terkait pengukuhan Bank NTT sebagai Bank sehat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Terlihat dalam video dan foto yang tersebar kerumunan orang terjadi dan nampak Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi tidak mengenakan masker sembari berada di kerumunan.
Penulis: Gaga Sallo
