SURYAKEPRI.COM – Inggris dan Jerman mengonfirmasi negara mereka telah ditembus Omicron, varian baru virus corona yang pertama diidentifikasi di Afrika Selatan.
Suryakepri.com mengutip laporan Aljazeera, Minggu (28/11/2021) dinihari, bahwa kedua negara telah mengonfirmasi bahwa dua kasus pertama mereka dari jenis virus corona baru Omicron, terkait dengan perjalanan dari Afrika selatan.
Sehingga kedua negara itu telah memberlakukan larangan pada pelancong dari Afrika bagian selatan.
Dua kasus varian Omicron telah terdeteksi di Inggris, kata menteri kesehatan Sajid Javid.
BACA JUGA:
- Dinkes Kepri Pastikan Penanganan Covid-19 Saat Ini Membaik
- Kasus Aktif Covid-19 di Tanjungpinang Habis
- Terima Kunjungan Rombongan Satgas Nasional, Rudi-Amsakar Ungkap Kunci Sukses Penanganan Covid-19 di Batam
“Tadi malam saya dihubungi oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris. Saya diberitahu bahwa mereka telah mendeteksi dua kasus varian baru ini, Omicron, di Inggris. Satu di Chelmsford, yang lain di Nottingham,” katanya dalam klip siaran.
“Kami telah bergerak cepat dan individu-individu itu mengasingkan diri sementara pelacakan kontak sedang berlangsung,” kata Javid dalam sebuah pernyataan.
Jerman mengonfirmasi dua kasus pertama Omicron, yang terdeteksi di negara bagian Bavaria, Jerman selatan, kata kementerian kesehatan regional.
Dua orang yang terinfeksi memasuki Jerman di bandara Munich pada 24 November 2021, sebelum Jerman menetapkan Afrika Selatan sebagai daerah varian virus, dan sekarang diisolasi, kata kementerian itu.
Menutup Pintu Masuk dari Afrika
Varian Omicron telah mendorong beberapa negara untuk memberlakukan pembatasan seperti larangan perjalanan di beberapa negara Afrika bagian selatan, bertentangan dengan saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sementara yang lain telah memberlakukan penguncian baru untuk menahan penyebaran varian baru virus tersebut.
Inggris sudah menutup pintu terhadap kedatangan dari Botswana, Eswatini, Lesotho, Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe. Pemerintahan Boris Johnson akan menambah empat negara Afrika lagi ke dalam daftar tersebut.
Varian Omicron, yang menurut para ilmuwan memiliki jumlah mutasi yang tinggi, pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan minggu lalu.
Selain Inggris dan Jerman, kasus tersebut telah dilaporkan pada pelancong di Belgia, Israel, dan Hong Kong.
Menurut para ilmuwan, mutasi pada Omicron, yang juga dikenal sebagai B.1.1.529, dapat membantu virus menghindari respon imun tubuh dan membuatnya lebih menular. Perlu waktu berminggu-minggu untuk mengetahui apakah vaksin saat ini efektif untuk melawannya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengumumkan langkah-langkah “sementara dan pencegahan” yang akan ditinjau dalam tiga minggu, di samping “dorongan” untuk kampanye vaksin booster.
Johnson memperingatkan varian baru dapat mengurangi efektivitas vaksin, saat ia mengumumkan penguatan aturan Inggris pada konferensi pers Downing Street, setelah infeksi diidentifikasi di Nottingham dan Brentwood di Essex.
Sementara Amerika serikat (AS) mengeluarkan imbauan ‘Dilarang Bepergian’ ke delapan negara Afrika.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan Departemen Luar Negeri telah menyarankan agar tidak bepergian ke delapan negara Afrika bagian selatan setelah Gedung Putih mengumumkan aturan baru pembatasan perjalanan.
CDC menaikkan rekomendasi perjalanannya ke “Level Empat: Sangat Tinggi” untuk Afrika Selatan, Zimbabwe, Namibia, Mozambik, Malawi, Lesotho, Eswatini, dan Botswana. Sementara Departemen Luar Negeri mengeluarkan nasihat paralel “Dilarang Bepergian”.
Padahal, sebelumnya pada hari Senin, CDC telah menurunkan imbauan perjalanan COVID-19 untuk Afrika Selatan ke “Level 1: Rendah.”(*)
Penulis: Eddy Mesakh | Sumber: Aljazeera
Mutasi Virus, Virus Corona, SARS-CoV-2, Varian Omicron, B.1.1.529, Lebih Menular, Inggris, Jerman, Amerika Serikat,Pandemi, Covid-19, Suryakepri.com, Covid Afrika