Thursday, March 28, 2024
HomeBatamDisrupsi Masyarakat Terhadap Pemberitaan Media di Pandemi Covid-19

Disrupsi Masyarakat Terhadap Pemberitaan Media di Pandemi Covid-19

spot_img

Penyebab krisis kredibilitas jurnalisme

Kepercayaan publik terhadap jurnalisme telah menjadi masalah bagi industri berita selama beberapa dekade. Jurnalisme membanggakan tingkat kepercayaan publik tertinggi sebelum WHO mengabarkan Covid-19 Desease ini.

Masyarakat melaporkan bahwa mereka memercayai media berita yang “banyak” atau “cukup.” Kredibilitas jurnalisme telah lama merosot, dengan media massa sekarang hanya dipercaya oleh hanya 41 persen pembaca.

Hal ini berarti bahwa, lebih dari setengah warga negara memiliki sedikit atau tidak percaya pada berita yang mereka baca dan dengar.

Beberapa pengkaji industri media telah mengidentifikasi sejumlah alasan mengapa kredibilitas jurnalisme sangat rendah. Salah satunya adalah adanya ‘miss information’ yang terkadang membanjiri platform media sosial dan berisiko menggabungkan berita nyata dengan berita palsu di benak publik.

Adanya faktor politik juga menjadi alasan. Para pemimpin politik sering menyebut berita dan penerbit sebagai ‘hoax’, dan publik sendiri semakin mengukur kualitas berita melalui lensa ideologis politik.

Kini, ada kelompok peneliti yang berkembang yang berfokus pada pemahaman “ekosistem media sayap kanan,” yang mencakup sumber “berita” yang menerbitkan klaim menyesatkan atau salah sementara juga mengabaikan lebih banyak sumber berita utama.

Akhirnya, beberapa peneliti percaya bahwa industri berita itu sendiri yang harus disalahkan atas krisis kredibilitasnya.

Hubungan antara kepercayaan dan loyalitas pembaca berita

Masalah kredibilitas ini terlihat sekali dalam penerimaan berita virus corona. Sebuah survei baru-baru ini menemukan bahwa jurnalis adalah juru bicara yang paling tidak dipercaya tentang virus tersebut.

Masyarakat lebih percaya pemaparan dari tenaga kesehatan dan orang – orang yang banyak terlibat di bidang kesehatan itu sendiri. Mereka sulit mempercayai berita yang di publish jurnalis meskipun isi berita didapatkan dari sumber terpercaya.

Saya juga menemukan bahwa orang yang memercayai satu jenis berita menggunakan jenis berita lainnya lebih sedikit. Misalnya, orang dengan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi pada berita televisi lebih jarang membaca koran.

Saya menyimpulkan bahwa orang tidak menganggap “media berita” sebagai satu hal homogen yang mereka percayai atau tidak percayai.

Mereka mengakui bahwa berita terdiri dari berbagai sumber, dan mereka membedakan antara sumber berita yang mereka percayai dan yang tidak.

Tapi apa yang membuat orang lebih cenderung melihat platform berita tertentu sebagai kredibel, dan mana yang cenderung melakukan sebaliknya atau tidak kredibel?

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img
spot_img

POPULER