JAKARTA, SURYAKEPRI.COM – Pijar Foundation meluncurkan Program Lestari yang membantu akselerasi startup rintisan di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti jumlah startup rintisan ini berkembang semakin pesat di Indonesia.
Menurutnya, hingga Juli 2022, tercatat 2.391 startup berasal dari Indonesia, di antaranya terdapat 2 decacorn dan 8 unicorn. Airlangga menilai potensi perusahaan rintisan pada ekonomi digital 2021 sebesar Rp146 triliun dan pada 2030 naik 8 kali menjadi Rp4.531 trilliun.
Airlangga pun memaparkan peran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam pertumbuhan startup ini adalah mendukung ekosistem yang berkelanjutan. Beberapa cara yang ditempuh ialah program inkubasi dan akselerasi startup seperti program Lestari oleh Pijar Foundation.
“Kehadiran startup-startup yang terus membawa inovasi ke masyarakat harus didukung oleh semua pihak, baik swasta maupun pemerintah. Hal ini sejalan dengan lingkup tugas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mengakselerasi dengan terus menumbuhkan dan mengembangkan peluang kemandirian ekonomi bagi masyarakat Indonesia.
Untuk mendukung ekosistem yang berkelanjutan di bidang startup, ada beberapa cara yang ditempuh di mana salah satunya adalah program inkubasi dan akselerasi startup. Karena itu, saya sangat menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh Pijar Foundation dengan program Lestari yang akan dijalankan,” ujar Airlangga.
Senada, Menteri Pariwisata dan Ekon
omi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, memaparkan bahwa kementeriannya telah melakukan berbagai program terkait coaching atau inkubasi startup, business matching dengan investor, dan promosi di tingkat internasional.
Terlebih, Sandiaga melihat kunci utama dalam menggerakkan bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif adalah kapasitas untuk beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi dengan sukses. Terutama dikarenakan adanya perubahan perilaku sosial dan tren konsumsi hiburan masyarakat.
Sementara, perkembangan ekonomi digital yang pesat ini membutuhkan talenta dalam jumlah massif ditambah startup yang berkualitas untuk berpartisipasi di dalamnya. Kemenparekraf juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ekosistem digital seperti aplikasi dan game yang berkualitas.
“Adanya dukungan dalam bentuk program-program akselerasi startup dari pihak swasta, seperti program Lestari yang dijalankan oleh Pijar Foundation, tentunya sejalan dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Harapannya, Program Lestari mampu membawa digitalisasi ekonomi kreatif kita ke level yang lebih tinggi. Tidak hanya menjadi pemain di negeri sendiri, tapi juga diperhitungkan di level global,” ujar Sandiaga dalam sebuah video testimoni yang diberikan untuk Program Lestari.
Nantinya, Lestari akan menjadi penghubung dan akselerator perusahaan rintisan dengan menitikberatkan pada kerjasama new ventures dengan korporasi dan perusahaan incumbent di level nasional maupun multinasional. Program ini akan berfokus pada bidang digital infrastructure and tech, environmental and sustainable tech, future food, sustainable energy, fintech, dan berbagai bidang lainnya.
Perusahaan yang telah mapan ini akan menjadi wadah bagi startup rintisan untuk menguji coba produk di tengah pasar secara lebih cepat dan terukur. Sementara di sisi lain, korporasi incumbent diuntungkan dengan berbagai informasi dan uji coba terobosan-terobosan baru di lini bisnisnya secara lebih cepat, sehingga dapat beradaptasi mengikuti perkembangan inovasi disruptif.
Sejauh ini, jaringan mentor Lestari telah mencapai lebih dari 50 profesional yang ahli di berbagai bidang. Lestari pun mengembangkan model program berdasar riset best-practice akseleratorakselerator global yang telah disesuaikan disertai dengan pengalaman timnya di level nasional maupun internasional.
Direktur Lestari, Pijar Foundation, Cynthia Krisanti mengungkapkan ekonomi digital diprediksi akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2025, ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai total US$146billion.
BACA:Kunjungan Tiga Negara, Presiden Jokowi Bawa Misi Ekonomi
BACA:Suramnya Kondisi Ekonomi Dunia Versi Menteri Keuangan Amerika Serikat