Saturday, April 20, 2024
HomeLainnyaNasionalSetidaknya Tercatat Sekitar 25 Ton Sampah Mengalir di Sungai Surabaya Setiap Hari

Setidaknya Tercatat Sekitar 25 Ton Sampah Mengalir di Sungai Surabaya Setiap Hari

Editor: Redaksi

spot_img

SURYAKEPRI.COM – Dinas Lingkungan Hidup Surabaya mencatat setidaknya 25 ton sampah dilaporkan mengalir di sungai wilayah ibu kota Provinsi Jawa Timur itu per harinya.

“Kalau sungai itu 25 ton rata-rata per hari. Kalau musim hujan lebih banyak, kalau musim kering bisa lebih sedikit,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, Rabu (1/2).

Hebi mengatakan jumlah sampah itu bisa diketahui dari hasil alat mechanical screening, yang terpasang di semua pompa air yang ada di sungai Surabaya.

Menurutnya, jumlah sampah di sungai itu hanya sebagian kecil. Sebab, berdasarkan data DLH, Kota Surabaya bisa menghasilkan 1.800 sampai 2.000 ton sampah per hari.

Sumber terbesar sampah-sampah itu, kata dia, didominasi berasal dari limbah domestik atau sampah rumah tangga.

Dari 1.800 hingga 2.000 ton sampah per hari di Surabaya itu, kata dia, jenis sampah yang mendominasi adalah sampah plastik. Hebi pun menyebut Pemkot juga sidah memiliki langkah-langkah untuk menguranginya.

“Pertama, adanya Perwali No 16 tahun 2022, tentang pengurangan penggunaan kantong plastik dengan gagang. Selain itu, bank sampah juga digencarkan,” ujarnya.

Bank sampah ini, kata dia, bisa menampung sampah plastik dari masyarakat. Tak hanya itu, Hebi mengatakan pihaknya juga bakal memperluas wilayah 3R (Reduce, Reuse, Recyle).

“Harapannya nanti, dari wilayah 3R bisa mengurangi sampah 4 ton perharinya,” pungkasnya.

Untuk mengatasi hal itu, sejak 2017, Pemkot Surabaya pun sudah mencanangkan Gerakan Balik Kanan di permukiman atau rumah-rumah warga di sekitar sungai.

Gerakan ini merupakan program menaruh wajah atau bagian depan rumah warga menjadi menghadap ke sungai.

Dengan begitu, warga atau pemilik rumah akan melihat langsung kondisi sungai di sekitar mereka, ketika keluar rumah.

Gerakan ini, dipercaya akan memengaruhi psikologis warga untuk lebih menjaga kebersihan wilayahnya. Dan tidak membiarkan depan rumahnya tampak kotor dan kumuh.

Dengan demikian, warga juga tidak akan membuang sampah sembarangan, terutama ke dalam sungai.

“Tujuannya agar ketika mereka membuka pintu, bisa melihat kondisi sungainya yang kotor. Sehingga bisa membuat mereka sadar untuk jangan buang sampah sembarangan,” katanya. (*)

 

Sumber: cnnindonesia

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img
spot_img

POPULER