SURYAKEPRI.COM – Kabar soal bayi obesitas dengan berat badan 27 kilogram ramai diperbincangkan. Dokter pun membeberkan sederet bahaya obesitas pada bayi.
Kenzie, bayi berusia 16 bulan asal Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memiliki berat badan 27 kilogram. Berdasarkan penuturan sang ibu, Pitriah, saat lahir berat badan Kenzie sudah di atas rata-rata.
“Lahirnya, kan, 4 kilogram. Pas perubahannya, 6 bulan, naik sekilo-sekilo,” kata Pitriah, seperti dilaporkan Detik.
.Baca :Â Rudi Terima Kunker Spesifik Perihal Penanganan Stunting Komisi IX DPR RI
Kenzie juga tak mendapatkan ASI karena kondisi kesehatan Pitriah yang membuat ASI tak keluar. Kenzie hanya minum air putih dan susu formula. Begitu masuk usia 6 bulan, ia diberikan bubur fortifikasi untuk MPASI.
Melihat kondisi Kenzie, dokter spesialis anak Angga Wirahmadi menuturkan bayi dengan berat lahir berlebih atau di atas 4 kilogram memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk jadi obesitas dibanding bayi dengan berat lahir normal.
“Obesitas bahkan sudah dapat terlihat saat bayi berusia 3 tahun. Obesitas pada anak berpotensi akan menetap sampai dewasa,” kata Angga pada CNNIndonesia.com via pesan singkat, Jumat (24/2).
Dia mengatakan bobot 27 kilogram untuk bayi berusia 1 tahun jelas bukan hal yang normal. Berapa berat badan ideal bayi di usia tersebut?
Angga menjelaskan, untuk melihat berat badan normal anak, orang tua perlu melihat jenis kelamin lalu mengukur berat badan dan tinggi anak. Angka-angka ini kemudian dicocokkan dengan kurva pertumbuhan standar anak.
“Secara umum, anak usia 1 tahun tidak mungkin mencapai 27 kilogram. Bila adanya obesitas yang tidak normal sepertinya tentu yang kita pikirkan adanya penyakit bawaan yang terkait dengan metabolisme anak,” imbuhnya.
Selain dugaan masalah metabolisme, obesitas pada anak bisa disebabkan asupan makan berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik.
Anak dengan obesitas dan berat badan berlebih (overweight) memiliki risiko kesehatan. Mulai dari tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga diabetes. Dari sana, bukan tak mungkin komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan gangguan ginjal bermunculan.
Apa yang perlu dilakukan orang tua?
Angga menyarankan agar orang tua benar-benar memastikan berat badan anak.
“Hal ini bisa diketahui dengan melakukan plotting indeks masa tubuh anak pada kurva pertumbuhan anak,” katanya.
Selanjutnya, jika anak memang mengalami obesitas, orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mencari akar masalahnya. Dari sini, orang tua akan mendapat saran asupan makanan yang sesuai, sebab anak masih dalam masa pertumbuhan dan memerlukan asupan gizi seimbang.
“Pengaturan diet harus benar-benar dipantau ketat,” katanya.(*)
Sumber:Cnnindonesia.com