Kegiatan Memasak Bisa Menjaga Kesehatan Mental Lho!

Editor: Redaksi

Memasak membuat perasaan menjadi lebih gembira. (Pixabay)

SURYAKEPRI.COM – Umumnya, memasak makanan sendiri lebih dikenal akan manfaatnya untuk kesehatan fisik, seperti menurunkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes. Padahal, bukan cuma bagi kesehatan fisik saja, manfaat memasak untuk kesehatan mental juga ada banyak, lho.

Sejumlah Manfaat Memasak untuk Kesehatan Mental

Berikut ini adalah sejumlah manfaat memasak untuk kesehatan mental yang bisa kamu peroleh:

1. Meningkatkan kepercayaan diri

Meningkatkan kepercayaan diri adalah salah satu manfaat kesehatan mental yang bisa kamu dapat dari kegiatan masak-memasak. Soalnya, dari kegiatan memasak, kamu bisa menghasilkan sesuatu yang nyata dan dapat dinikmati orang lain.

Dari hal tersebut, kemudian akan timbul rasa puas dan percaya diri, sehingga harga diri atau self-esteem pun bisa ikut meningkat.

2. Menjadi sarana bersosialisasi

Memasak juga dapat kamu jadikan sarana untuk bersosialisasi dengan orang banyakIni bisa kamu lakukan dengan banyak cara, misalnya mengundang keluarga dan teman untuk mencoba resep yang baru kamu coba atau mengikuti kelas belajar memasak.

Bersosialisasi dengan orang lain dikaitkan dengan penurunan tingkat stres, peningkatan rasa bahagia, serta terjaganya sistem kekebalan tubuh.

3. Melatih kreativitas

Untuk menghasilkan makanan yang lezat, tentu dibutuhkan kreativitas dari pembuatnya, bukan? Nah, inilah alasan mengapa memasak disebut bermanfaat untuk melatih kreativitas.

Sebuah studi menyebutkan bahwa memasukkan kegiatan kreatif ke dalam rutinitas harian mampu membantu meningkatkan suasana hati, mengelola stres, dan mengatasi kecemasan.

4. Membangun rutinitas

Memasak dapat kamu jadikan salah satu rutinitas harian yang menyenangkan dan menyehatkan. Dengan membangun rutinitas yang jelas dan sama setiap harinya, ini dapat membuat ritme sirkadian tubuh menjadi seimbang. Ritme sirkadian sendiri adalah ritme yang mengatur keadaan fisik, mental, dan perilaku kita dalam 24 jam.

Bila tidak seimbang, ritme sirkadian dikaitkan dengan timbulnya sejumlah masalah kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, dan depresi.