SURYAKEPRI.COM – Maraknya fenomena pinjaman online yang meningkat di Indonesia, membuat literasi keuangan sangat dibutuhkan. Sebab, kebanyakkan pinjol untuk saat ini digunakan sebagai kebutuhan komsuntif sesaat.
Hal itu diungkapkan Ketua HIPMI Akbar Himawan Buchari. Ia mengatakan, banyak masyarakat yang meminjam online untuk kebutuhan pembayaran konser.
“Kebutuhan konsumtifnya bukan kepentingan kebutuhan pokok, tetapi untuk kepentingan yang sifatnya sesaat seperti konser. Makanya kami dari HIPMI memandang bahwa perlu literasi dan lembaga keuangan,” katanya dalam perbincangan Pro3 RRI, Sabtu (1/6/2023).
Menurutnya literasi dibutuhkan agar bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mengambil pinjaman lebih produktif. Sepertihalnya pinjaman untuk kegiatan kewirausahaan yang bisa lebih bermanfaat.
“Kia siap untuk memberikan edukasi tentang kewirausahaan agar pinjaman yang diambil masyarakat bisa bersifat lebih produktif kedepannya,” katanya kembali.
Literasi sendiri dan edukasi tersebut dapat dilakukan oleh lembaga keuangan, Otorutas Jasa Keuangan (OJK). Serta juga melalui Bannk Indonesia (BI) dan juga perbankan.
Hal ini dilakukan agar masyarakat terhindar dari masalah-masalah besar kedepannya. Karena menurut Akbar, pinjol itu sendiri memiliki bunga sangat besar, resiko tinggi dan bisa mengakibatkan keuangan tidak lebih baik.